jama'ah wahidiyah

JAMA'AH WAHIDIYAH

Friday, 30 November 2012

Kalau Cinta Jangan Marah...

Banyak hal yang terjadi, sebagaimana roda selalu berputar. Ada sedih, bahagia, kaya, miskin itulah keadaan dunia dan semua adalah kehendakNya. Pertanyaan besar siapkah kita menghadapi kedua kondisi yang di berikan Alloh SWT tersebut ?.....
Dikatakan siap, tapi sering kita tidak terima, menggerutu (istilah jawa) dengan keadaan yang tidak mengenakkan (musibah/balak) yang kita terima.

Ada contoh ringan yang di alami oleh muda-mudi yang sedang di landa gelora muda asmara atau jatuh cinta. Ketika dua orang sejoli sedang pacaran kemudian berniat untuk pergi keluar rumah untuk sekedar makan diluar atau ke tempat wisata, namun ketika di perjalanan menghadapi semua kondisi yang tidak biasannya semisal tiba-tiba pada waktu itu turun hujan sementara tempat yang dituju masih jauh,,,,apa yang terjadi kira-kira..?

Iya...benar ? Kondisi hujan yang merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba dan tidak mengenakkan atau bisa dikatakan balak/musibah, tapi justru musibah hujan dapat dirasakan anugrah karena muda-mudi tersebut bisa lebih dekat (red) berteduh bedua saling menjaga (silahkan di asumsikan sendiri-sendiri). Namun Intinya karena mereka sedang dalam kondisi di buai asmara (CINTA) hujan yang membuat perjalan mereka tertunda  atau menjadikan mereka basah kuyup justru memunculkan hal baru yang itu tambah mengasikkan bagi orang yang sedang diliputi gelora CINTA....

Maka,,, bagaimana dengan kehidupan kita, kita sering mendapat bahkan silih berganti mendapat sesuatu yang tidak menyenangkan / musibah/ balak dari Tuhan yang harusnya paling kita cintai lebih dari segalanya.  Musibah yang kita dapat, sering tidak kita rasakan sebagai anugrah yang akan memunculkan hal baru yang justru itu lebih asyik, justru kita anggap bahwa Tuhan tidak sayang kepada kita.. maka perlu di petanyakan seberapa kadar CINTA kita kepada Tuhan kalau setiap kita mendapat musibah kita selalu menggerutu tidak terima dengan kondisi tersebut,,,,inilah maka bolehlah kalau kita tulis di sini "Kalau Cinta Jangan Marah"

bersambung....

Saturday, 17 November 2012

ing renungan----




Sebenarnya Tuhan menurunkan Keajaiban dan mukjizat setiap waktu bagi kita yang mau berpikir dan berusaha, yaitu "Kesempatan".

Kebiasaan melemparkan kesalahan kepada orang lain,  selain akan 
menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan menghilangkan kepercayaan

Thursday, 15 November 2012

hARUS kAU bUKTIKAN!!!!!!

Sabda Nabi SAW:

"Seorang hamba tidaklah beriman sampai aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya, dan seluruh manusia."

Cinta yang disebutkan dalam hadits tersebut bukanlah cinta yang telah menjadi karakteristik manusia sebagai makhluk pencinta, melainkan cinta yang diusahakan. Contoh dari cinta tabiati (karakteristik) ialah kecintaaan manusia pada dirinya sendiri, siapapun secara naluriah pasti akan mencintai diri sendiri, demikianlah menurut Abu Sulaiman al-Khoththobi. 

Selanjutnya al-Khoththobi mengatakan, "cintamu kepadaku (Muhammad saw) adalah palsu sampai dirimu sirna, tenggelam dalam ketaatanmu kepadaku, sampai engkau lebih mementingkan keridlaanku daripada kesenangan pribadimu, walaupun untuk itu kau harus mengorbankan nyawamu".10

Ibnu Baththol dan al-Qodli 'Iyadh mengatakan, "Cinta dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian.

Pertama, cinta mengagungkan seperti rasa cinta anak pada kedua orangtuanya.
Kedua, cinta kasih sayang seperti kecintaan pada anak-anak kita.
Ketiga, cinta karena ada kesesuaian rasa dan karena pesona seperti kecintaan manusia pada umumnya.
Ketiga jenis cinta ini dapat kita asimilasikan dalam kecintaan pada Rasul".

Selanjutnya Ibnu Baththol mengatakan, "Makna dari hadits di atas ialah seseorang yang memiliki keimanan sempurna maka dia akan tahu bahwa hak Nabi lebih kuat dibandingkan dengan hak orangtua, anak, bahkan seluruh manusia. Sebab dengan lantaran nabi saw kita bisa selamat dari neraka dan mendapatkan secercah petunjuk dari jalan yang sesat". Kemudian al-Qodli 'Iyadl mengatakan, "di antara bukti kecintaan kita pada Nabi adalah ketika kita mau memperjuangkan sunnah-sunnah Nabi dan membela syariat beliau".11

Dalam sebuah riwayat Umar ra juga pernah mengungkapkan perasaan cintanya pada Nabi, "Wahai Nabi! Engkau lebih aku cintai dari segalanya, kecuali cintaku pada diriku sendiri". Nabi kemudian menolak cinta Umar ra, "Tidak wahai Umar! Sampai aku lebih Engkau cintai daripada dirmu sendiri". Umar ra kemudian mengatakan, "Demi Allah! Sekarang Engkau lebih Aku cintai daripada diriku sendiri". Nabi lantas bersabda, "Sekarang Engkau baru mencintaiku". Kecintaan kita pada diri sendiri, apalagi pada orang lain tidak boleh sampai mengalahkan kecintaan Kita pada Allah dan Rasul.

Setiap cinta harus ada pembuktian, cinta yang tidak disertai dengan bukti adalah bohong. Jika mengaku sebagai pecinta Rasul, lalu apa bukti kecintaan kita? Jangan sampai kita memiliki anggapan kosong, mengira mencintai Nabi, tapi sebenarnya itu tipuan setan belaka, karena ekspresi cinta dalam hati pasti akan tampak dalam perilaku. Oleh karenanya kita harus mengenal dan menguji kecintaan kita dengan memperhatikan beberapa indikasi dan bukti, lalu kembali bertanya, benarkan kita telah mencintai Nabi dengan sepenuh hati? Tanda-tanda cinta ini bisa kita ketahui dari ekspresi lahiriyah karena cinta adalah pohon yang abik, akarnya teguh, dan cabangnya menjulang ke langit, kemudian buahnya akan tampak dalam hati, lisan dan anggota tubuh. Oleh karenanya, perasaan cinta pasti dapat terbaca dari perilaku seseorang. Perilaku merupakan indikator, sebagaimana asap yang menunjukkan keberadaan api, ada asap pasti ada api

ngati-ati lek kekancan...

KH Abdoel Madjid Ma'roef Qs Wa Ra . cuplikan  Al Hikam


“ WA LAANTASHAB JAAHILAN LA YARDLO 'AN NAFSIHI KHOIRUN MIN AN TASHAB ‘AALIMAN   YARDLO 'AN NAFSIHI’'. Berkawan dengan orang bodoh, yang buta huruf yang tidak dikuasai nafsunya malah dapat menguasai mengarahkan nafsunya, itu lebih baik dari pada berkawan dengan orang alim orang pandai tetapi masih dikuasai oleh nafsunya, yang senantiasa nuruti nafsunya. Yang senantiasa LINNAFSI BINNAFSI yang senantiasa berbuat perbuatan yang dikecam oleh Alloh SWT, perbuatan yang merugikan pada umat dan masyarkat sekalipun alim, tapi ilmunya itu berbahaya, tidak manfaat !.
كُلُّ عَالِمٍ لاَ يَنْفَعُ بِعِلْمِهِ هُوَ وَإِبْلِيْسُ سَوَآءٌ

            Semua orang alim, orang yang tahu, tapi tidak memanfaatkan ilmunya, tidak memanfaatkan apa yang dia ketahui, itu sama dengan iblis. Diantara kita para hadirin-hadirot, sudah tahu LILLAH BILLAH itu apa. Sampai di manakah konsekwensinya kita para hadirin-hadirot terhadap apa yang kita ketahui itu mari para hadirin-hadirot, kita koreksi. Kita tahu ilmu LILLAH  BILLAH LIROSUUL BIRROSUL, tahu LINNAFSI BINNAFSI.apa sudah konsekwen!. Semua orang alim orang yang berilmu yang tidak konsekwen dengan ilmunya, itu sama dengan iblis bahkan lebih sesat dan lebih menyesatkan  dari pada iblis!.

Thursday, 26 July 2012

Kenapa GALAU.....



Ada yang menarik saat membahas ayat-ayat tentang puasa ini (QS. 2:183-188). Ayat-ayatnya diawali dengan perintah untuk melaksanakan puasa agar menjadi orang bertakwa (QS.2:183). Setelah itu pada akhir rangkaian ayat, Allah berfirman: “Dan janganlah sebagian diantara kamu memakan harta sebagian diantara kamu dengan cara yang bathil” (QS.2:186). Hal ini mengindikasikan bahwa ibadah puasa seseorang seharusnya dapat membuat orang tersebut tidak memakan harta yang bukan haknya. Jadi bohong kalau setiap tahun puasa, tapi korupsi, suap menyuap dan mark-up tidak berhenti. Ada yang salah dengan puasa orang tersebut. Hal ini logis, dalam ibadah puasa, kita dilatih untuk menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami istri. Tentunya makanan dan minuman yan ada di rumah kita merupakan harta yang halal. Lalu pasangan pun adalah sesuatu yang halal karena telah diikat dengan ikatan yang sah. Logikanya, yang halal saja tidak boleh dinikmati karena puasa, apalagi yang haram. Oleh karenanya orang yang lulus dalam training atau perkaderan Ramadhan seharusnya bisa lebih sensitif mana yang halal dan mana yang haram. Maka kalau saya boleh usul ke KPK, saya akan usulkan bulan Ramadhan menjadi bulan anti-korupsi.
Lalu mari kita lihat pertengahan ayat, Allah swt. berfirman : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentangKu, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku akan menjawab doa orang yang berdoa kepadaKu, maka tunaikanlah kewajiban dan yakinlah, agar mereka mendapat petunjuk” (QS.2:186). Kalau kita melihat ayat ini secara sekilas, maka kita tidak akan menyangka bahwa ayat ini berada di tengah-tengah perbincangan puasa. Hal ini jelas karena tidak ada satu kata pun yang mengindikasikan keterkaitannya dengan puasa. Tapi biar bagaimanapun ayat ini terselip diantara perbincangan puasa. Maka pasti ada hikmah dan makna mengapa Allah swt. meletakan ayat ini di tengah-tengah rangkaian ayat puasa. Kalau kita coba kaitkan, hal ini berarti puasa bisa membuat manusia lebih dekat dengan Allah swt. Lalu setelah dekat dengan Allah, maka doa atau permintaan orang tersebut akan dijawab oleh Allah. Lantas, bagaimana puasa dapat membuat seseorang dekat dengan Allah? Mari sejenak kita memahami hakikat diri kita terlebih dahulu. Siapa kita? Kita ini adalah makhluk Allah berjenis manusia. Imam Al Ghazali mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terdiri dari 2 unsur, yakni jasad dan ruh. Unsur jasad atau jasmani ini diciptakan Allah dari saripati yang berasal dari tanah (QS.23:12). Dalam ayat lain bahwa jasad ini berasal dari air mani yang bercampur (QS.76:2). Intinya jasad ini diciptakan dari sesuatu yang hina dan rendah. Lain lagi dengan unsur yan satunya yaitu ruh. Ruh ini berasal dari zat Allah yang ditiupkan ke dalam jasad tadi (QS.15:29)(QS.38:72). Jasad dan ruh ini tidak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan. Kalau jasad saja tanpa ruh, namanya mayyit. Kalau ruh saja tanpa jasad, wallahu a’lam apa namanya. Namun dapat dibedakan karena asalnya berbeda seperti yang telah disebutkan.
Kalau Isaac Newton berhasil menemukan teori gravitasi, maka ini pun berlaku terhadap ruh dan jasad tadi. Jasad yang asalnya dari tanah, kecenderungannya adalah kembali ke tanah. Sehingga jasad kita inilah yang membuat kita menyukai hal-hal yang bersifat tanah. Kita suka makan dan minum, asal keduanya dari tanah. Kita menyukai lawan jenis, lawan jenis terbuat dari tanah. Ibu-ibu menyukai perhiasan, perhiasan tersebut ditambang dari tanah. Benda-benda yang asal dari tanah ini, oleh kita sering disebut hal-hal duniawi. Hasrat kita untuk kembali ke tanah ini, oleh kita sering disebut hawa nafsu. Sebaliknya, ruh karena asalnya datang dari Allah Yang Maha Suci, maka kecenderungannya ingin kembali ke asalnya. Oleh karena asalnya dari Tuhan, maka kecenderungan ruh ini ingin dekat dengan Tuhan. Unsur ruh ini dalam keseharian sering kita sebut hati nurani atau fithrah. Permasalahan yang timbul adalah kita lebih sering memenuhi keinginan-keinginan rendah atau hawa nafsu kita. Hal ini menyebabkan si ruh terpenjara dalam jasad sehingga tidak bisa dekat dengan asalnya. Sehingga ada istilah “lubuk hati yang paling dalam”, inilah perilaku sebagian besar manusia, menenggelamkan ruh ke dasar hati yang paling dalam. Padahal seharusnya ruh lah yang mengendalikan hawa nafsu. Nah karena ruh ini ingin kembali mendekati Allah, namun gagal, maka menjeritlah ia. Inilah sebenarnya penyebab utama dari sindrom galau. Galau terjadi saat nurani kita terkurung oleh hawa nafsu dan belum bisa mendekati asalnya yaitu Tuhan. Maka orang yang dekat dengan Tuhan sudah pasti anti-galau.
Barulah nyambung dengan pembahasan tentang puasa. Puasa ini adalah sarana untuk memperlemah hawa nafsu kita. Dalam puasa kita tidak boleh makan, minum dan berhubungan badan supaya jasad kita lemah. Kalau jasad kita sudah lemah, maka ruh akan bebas bergerak untuk mendekati asalnya yaitu Tuhan. Kalau tidak percaya, coba tanyakan ke orang-orang yang sudah lanjut usia. Lebih kuat mana keinginan untuk beribadah saat sudah 60 tahun, atau 17 tahun? Biasanya orang tersebut menjawab lebih kuat saat sudah 60 tahun. Hal ini karena fisiknya sudah lemah, sehingga ruh nya lebih longgar untuk bergerak. Lantas bagaimana kalau kita sudah dekat dengan Allah? Seperti kata ayat tadi, Allah akan menjawab semua permintaan kita. Tapi ingat, cara menjawab Allah tuh bermacam-macam. Allah bisa menjawab dengan kontan mengabulkannya karena Allah tahu kita sanggup menerimanya. Allah bisa menjawab tidak mengabulkan langsung apa yang kita minta melainkan menggantinya dengan yang lebih baik. Hal ini karena Allah lebih tahu mana yang kita lebih sanggup dan menjadi kebaikan untuk kita. Allah bisa saja menjawab tidak mengabulkannya di dunia, tapi jadi tabungan yang akan meringankan kita di akhirat. Intinya jawaban Allah terhadap doa orang-orang yang dekat denganNya bisa bermacam-macam, namun semua itu pasti baik di mata Allah. Sehingga tidak ada alas an bagi orang beriman (yang sudah dekat dengan Allah) untuk galau, karena apabila dia dianugerahi nikmat dia bersyukur, apabila ditimpa musibah dia bersabar. Syukur dan sabar adalah suatu kebaikan bagi pelakunya. Maka kalau tidak syukur, ya sabar, tidak ada tuh kata galau dalam hidup kita.

Thursday, 28 June 2012

Kepada Seluruh Pengamal Sholawat Wahidiyah dan Mu'minin mu'minat Untuk melaksanakan Mujahadah Nisfus Sa'ban, yaitu Rabu Malam Kamis 4 Juli 2012,
yaitu sehabis sholat magrib membaca surat yasin 3 kali Hataman dan di lanjutkan Mujahadah Bilangan 717 x3 rambahan
Demikian atas perhatiannya di sampaikan Jaza Kumullohu Khoiroti Wasa'adatiddunya wal akhiroh amin ya robbal 'Aalamin

sangat di anjurakan dengan berjama'ah

Wednesday, 27 June 2012

Hati-hati dengan KAROMAH....




Hadrlotul Mukarrom KH Abdul Madjid Ma'ruf Qs wa Ra
AL-HIKAM I HaL 21

ِبسْمِ اللهِ الرَّحمْنَ ِالرَّحِيْمِ


{مَا اَرَادَتَ هِمّةُ سَالِكِ اَنْ تَقِفَ عِنْدَ مَا كَشِفَ لهَاَ إِلاّ وَنَادَتْهُ هَوَاتِفُ الْحَقِيْقَةِ : فَإِنَّ الَّذِي تَطْلُبُهُ اَمَامَكَ, وَلاَ تَبَرّجَتْ ظَوَاهِرُ الْمُكَوِّنَاتِ إِلاَ وَنَادَتْكَ حَقَآئِقُهَا : إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ}
Seorang saalik, orang yang sedang Fafirruu Ilallohi wa Rosuulihi SAW kalau terpengaruh oleh adanya pengalaman-pengalaman yang manis yang lezat yang menyenangkan, pengalaman-pengalaman rohani atau dzauqon atau mukasyafah yang menjadikan orang terpengaruh, terpengaruh kepada pengalaman ini, tahu atau merasa atau lain-lain kok! menjadi terpengaruh, ibarat orang yang berjalan terpengaruh soal-soal di sekeliling jalan, otomatis menjadi lambat perjalanan itu, atau sama sekali mandeg. Maka dalam keadaan yang demikian selalu diingatkan
oleh “hawaatiful haqiqot”. “Hawaatif” suara ghoib dari Tuhan.

سِرْوَجِدّ فِىالسَّيْرِ لاَ تَقِفْ !

“ayo terus, jangan berhenti”!.
فَإِنَّ الَّذِي تَطْلُبُهُ اَمَامَكَ

“Apa yang kamu tuju berada didepanmu, masih juga”!.

وَهْوَ وُصُوْلَكَ اِلَى الْمَوْلَى وَعَدَمُ رُكُوْنِكَ اِلَىشَئٍ سَوَاهُ

“Yaitu wusulmu kepada Tuhan, dan tidak cenderungnya hatimu kepada sesuatu selain Dia Tuhan “.

            Dus! pokoknya jangan sampai kita terpengaruh oleh segala sesuatu lahiriyah maupun batiniyah!. semua harus kita gunakan untuk Fafirruu Ilallohi wa Rosuulihi SAW!. Bahkan sekalipun kita sudah berada dalam tingkat kesadaran, sudah menguasai LILLAH atau BILLAH, jangan sampai terpengaruh oleh soal-soal yang mempengaruhi, harus terus maju dan meningkatkan kesadaran!. Terus disempumakan! kalau mandeg / berhenti, merasa sudah LILLAH BILLAH, sudah mujahadah, sudah merasa tepat, itu namanya terpengaruh! Tidak boleh!.

وَلاَ تَبَرَّجَتْ ظَوَاهِرُ الْمُكَوِّنَاتِ إِلاَّ وَنَادَتْكَ حَقَآئِقُهَا : إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ
            Begitu juga kalau ada pengalaman yang selalu memikat hatinya, seperti umpamanya dihormati orang lain, soal-soal ekonominya menjadi mudah, apa yang diusahakan berhasil dengan sukses, atau umpamanya lagi diberi keistimewaan-keistimewaan khoriqul 'adah, mudah memperoleh alamat-alamat dan berita-berita sirri, atau macam-macam khoriqul 'adah yang lain-lain, bisa menghilang, bisa berjalan di atas air, bisa lap!. sampai jagad sana tahu keadaan hati atau kehendak kawannya, tahu apa-apa pada jarak jauh, atau... yah! pokoknya macam-macam pengalaman atau keistimewaan-keistimewaan yang diperolehnya. Harus terus maju dan meningkat Fafirruu Ilallohi wa Rosulihi SAW. Jangan sampai mandeg kena pengaruh-pengaruh!. Dan sesungguhnya keadaan-keadaan atau pengalaman-pengalaman itu sendiri selalu memperingatkan :

إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرٌ
“Aku ini hanya ujian. Maka kamu jangan terpengaruh kepada-KU”!.

            Kalau kamu terpengaruh kepada-KU, berarti kamu mengabdikan diri kepada-KU. Berarti mengabdikan diri kepada nafsu! berarti kufur kepada Tuhan. Faala Takfur!.

            Para hadirin-hadirot, ini soal peningkatan dan penyempurnaan, kita harus senantiasa meningkat dan menyempurnakan, jangan sampai merasa puas begitu saja! harus terus, terus meningkat dan menyempurnakan!. Bidang-bidang yang belum kita isi, atau sudah diisi tapi belum sempurna, harus selekas mungkin kita isi dan kita sempurnakan! Perlu para hadirin hadirot, kita mengoreksi, kita dan keluarga, dan perjuangan, apakah semua sudah terisi atau belumdan kalau sudah terisi apa sudah sempurna artinya sudah tidak ada negatifnyakah, atau masih banyak kekurangannya?. Ini perlu sekali kita koreksi!. Dalam rangka peningkatan dari penyempurnaan ini.
          

Monday, 11 June 2012

Agenda Bulan Juni 20112




No
Kegiatan
Pelaksanaan
Tempat
Keterangan
1
Memperingati, Menghormat Isro’ Mi,roj  Beliau Rasululloh SW dan Haul Hadlrotus Syekh Mbah KH Abdul Madjid Ma’ruf

Sabtu, 16 Juni 2012
Pukul 20.00 WIB Sampai selesai
Kranggan Pace  Nganjuk
Di hadiri Beliau Romo KH Abdul Hamid Madjid
2
Memperingati, Menghormat Isro’ Mi,roj  Beliau Rasululloh SW dan Haul Hadlrotus Syekh Mbah KH Abdul Madjid Ma’ruf
Senin Malam Selasa,
 18 Juni 2012
Pukul 20.00 WIB Sampai selesai
Ponpes salafiyah Kalipare Malang
Di hadiri Beliau Romo KH Abdul Hamid Madjid
3
Mujahadah Rubu’ussanah Kabupaten Blitar
Sabtu Malam minggu, 23 juni 2012
20.00 WIB sampai Selesai
Rmh Alm H Sadzali desa Bakung Kec Udanawu Blitar
Di hadiri Beliau Romo KH Abdul Hamid Madjid
4
Mujahadah Rubu’ussanah Kabupaten Sidoarjo
Sabtu Malam minggu, 30 juni 2012
20.00 WIB sampai Selesai

Di hadiri Beliau Romo KH Abdul Hamid Madjid
JAMA'AH WAHIDIYAH PUSAT