jama'ah wahidiyah

JAMA'AH WAHIDIYAH

Friday, 12 July 2013

Al Hikam KH Abdol Madjid Ma'roef Qs Wa Ra...Kedunglo Kediri


AL HIKAM I hal 42

{مِنْ عَلاَمَاتِ مَوْتِ اْلقَلْبِ عَدَمُ اْلحُزْنِ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ اْلمُوَافَقَاتِ وَتْرُكُ اْلنِدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُودِ اْلزَّلاَّتِ}

(Setengah dari pada tanda-tandanya hati yang mati, yaitu dia tidak merasa menyesal atau susah prihatin atas keglonjomannya melalaikan kewajiban-kewajiban tho’at atau atas berlarut-larutnya menjalankan maksiat).
Jika orang hatinya mati, dengan sendirinya dikecam oleh Alloh SWT. Hati yang mati, dengan sendirinya tidak dapat melihat hidayah dari Alloh SWT !. Gelap baginya !. Dia tidak dapat membedakan mana yang haq yang benar, dan mana yang bathil, tidak tahu mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan !.
Sebaliknya, tanda-tandanya hati yang hidup, disini dikatakan :

وَعَلاَمَةُ حَيَاتِهِ بِاْلأَنْوَارِ اْلإِلَهِيَاتِ وَإِنْ لَمْ تُدْرِكْهَا لِغَلَظٍ حِجَابِكَ خُزْنُكَ عَلَى مَافَاتَكَ مِنَ الطَّاعَاتِ وَالنّدِمُكَ عَلَى مَا فَعَلْتَ مِنَ الَّزلاَتِ فَالتَّفْرآ بِصُوْرِ اْلأَعْمَالِ مِنْكَ فَرْحًا شَدِيْدًا وَتَعَتُّمُ عَلَى اْلمُخَالِفَاتِ وَذَلِكَ دَلِيْلُ عَلَى أَنَّكَ مِنْ أَهْلِ اْلمُحِبُّوْيَيْنَ للهِ فَجِدَ فٍي السَّيْرِ وَلاَ تَكَسُلُ

Tanda-tandanya hati yang hidup, atau alamatnya diridhoi oleh Alloh SWT, alamatnya diampuni oleh Alloh SWT, yaitu ketika sedang tledor sedang glonjom, dia secepat kilat sudah tobat dan prihatin. Prihatin karena tledor atau glonjom, lebih-lebih sampai berlarut-larut kedalam maksiat. Dan diwaktu dapat menjalankan tho’at dan bertobat, dia menjadi bungah gembira. Gembira bukan gembira yang menyombongkan dada, tapi bungah gembira karena ditolong oleh Alloh SWT. Bungah karena mendapat ridho Alloh. Jadi boleh dikatakan bahwa orang menjalankan tho’at, melakukan perbuatan-perbuatan yang membuahkan manfaat bagi ummat dan masyarakat, itu tandanya dia diridhoi oleh Alloh SWT. Justru itu dia menjadi gembira mendapat ridho dari Alloh SWT. Dia berbuat perbuatan yang diridhoi Alloh SWT yang memberi manfaat dari ummat dan masyarakat, baik lahiriyah maupun batiniyah. Ketika sedang berlarut-larut menjerumus kedalam maksiat, dia susah prihatin, sebab merasa dibendu oleh Alloh SWT. Merugikan ummat dan masyarakat, sekalipun wujud lahirnya seperti memberi manfaat. Malah, sekalipun lahirnya kelihatan menguntungkan, tapi karena berbuat yang tidak diridhoi Alloh SWT, itu sesungguhnya merugikan masyarakat!. Jika hatinya hidup dia cepat susah prihatin dan tobat karena melakukan hal-hal yang dibendu oleh Alloh SWT!.
Para hadirin hadirot, mari ditinjau pengalaman kita bagaimana !. Kita tidak lepas berbuat baik atau berbuat buruk, tidak lepas dari perbuatan-perbuatan yang diridhoi Alloh dan menguntungkan dan dari perbuatan-perbuatan yang dikecam Alloh dan merugikan. Perbuatan yang tidak baik dan tidak buruk, dalam suatu segi dapat dikatakan baik. Tapi dari segi lain juga dapat dipandang buruk, jika dipandang dari yang baik. Ringkasnya, perbuatan hanya ada dua macam. Diridhoi Alloh SWT, atau dikecam dibendu Alloh SWT.
Oleh karena itu mari kita periksa diri kita masing-masing, diridhoi Alloh SWT-kah atau dibendu dikecam Alloh SWT, ini kita masing-masing bisa mengetahui berdasarkan alamat-alamat tersebut diatas!. Hati kita masing-masing ini hidup atau mati, para hadirin hadirot ?. Jika mati, hati kita mati, alangkah rugi kita terutama besok pada yaumul qiyaamah. Akibat matinya hati didunia, akan dirasakan diakhirot sak jeg jumbleg selama-lamanya, para hadirin hadirot !. Sebaliknya, hati yang hidup ketika didunianya, dia akan memetik buah diakhirot untuk selama-lamanya, para hadirin hadirot, mari diri kita masing-masing kita tinjau!. Dan mari para hadirin hadirot, kita di beri akal, dan sedikit banyak menyadari bahwa kita semua ini adalah hamba Alloh yang senantiasa diberi suatu pemberian nikmat fadhol yang sebanyak-banyaknya setiap detik dalam segala segi.
Mari para hadirin hadirot, kita senantiasa cancut tali wondo untuk berbuat perbuatan yang diridhoi Alloh SWT wa Rosuulihi saw !. Yang menghasilkan manfaat bagi ummat dan masyarakat!. Terutama dalam bidang kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi saw!. segala perbuatan apa saja jika tidak dilandasi kesadaran, akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar..bersambung

BELIAU NABI SAW SANGAT PEMA'AF.....

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?” Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”. Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah. Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?” Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!” Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa- llah (Tiada tuhan selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!” Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!” Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah.”

Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhoan Allah Robbul Alamin.”

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rasulullah.”

Sahabat……….. Apakah kita pengikut ajaran beliau? Tetapi sejauh mana kita bisa memaafkan kesalahan orang? Seberapa besar kita mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut beliau… Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa. beliau adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang sempurna, pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan yang sempurna. Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan teladan kita yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna…  

Al Fathihah..x1
Yaasyafial kholqissholatuwassalaa...x1
Yaa Sayiidii Yaa Rasuulalloh ...x3
Yaa Ayyuhal Ghoutsu.....x1
Al fathihah...x1
Semoga Bermanfaat….
sumber: Kisah penuh hikmah