jama'ah wahidiyah
Thursday, 31 January 2013
ma'af saya yang salah
Banyak orang percaya salah satu hal tersulit untuk dilakukan adalah kerendahan hati untuk berani mengakui kesalahan dan meminta maaf. Secara pribadi, manusia mempunyai kecenderungan untuk membela diri dan melakukan pembenaran ketika terpojok. Mungkin lebih mudah untuk mengakui kesalahan pada atasan atau yang lebih tua dari kita, tapi pada anak, bawahan, yang lebih muda,atau murid2? sulit kan?
Padahal kalau mau jujur, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Setiap hari, disengaja atau tidak, ada saja kesalahan yang kita lakukan. Dalam pekerjaan, terhadap teman2, terhadap orang2 disekitar kita, terhadap istri atau anak. Nobody's perfect. Kesalahan adalah sebuah hal yang wajar, tapi berani mengakui kesalahan butuh kerelaan hati dan keberanian. Masalahnya, banyak orang menganggap bahwa mengaku salah sama dengan mengaku kalah. Tapi bagi Tuhan tidaklah demikian.
Tuhan ingin kita mempunyai sikap rendah hati. Kita mau membuka hati, mau diajar, mau mendengar, mengijinkan Tuhan berbicara dalam hidup kita, dan melakukan semua yang diajarkanNya. Mungkin di awal2 akan terasa berat untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, tapi yakinlah,jika anda percaya pada Tuhan, patuh pada ajaranNya, anda akan sampai kepada tahap dimana anda akan tersenyum sangat bahagia setelah anda berani meminta maaf.
Tuesday, 29 January 2013
Diam Itu Bukan sABAR....
.................
“Kesabaran..” Ya. Sebuah kata yang sering kali kita ucapkan. Kata
yang menjadi penghibur hati, saat deburan masalah dan cobaan
menghampiri. Sebuah kata yang menjadi penenang jiwa, saat gundah gulana
melanda. Namun, tahukah arti “Kesabaran yang Sebenarnya.?”
Sering kita yang tidak merasakan kebahagiaan dalam menjalani
hidup ini karena kurangnya rasa syukur dan sabar. Padahal, suatu
kebahagiaan dibangun dengan 2 landasan, yaitu syukur dan sabar. Sabar
bukanlah diam tanpa kata. Sabar bukanlah diam menunggu berlalunya
sesuatu. Dan sabar bukanlah sikap pasrah dalam menghadapi sesuatu.
Namun “Kesabaran yang Sebenarnya” adalah: sifat itiqomah, disertai
keimanan dan ketaqwaan saat menjalani rangkaian cobaan dalam mahligai
kehidupan, baik itu kesedihan maupun kebahagiaan. Kita sering Salah memahami arti sebuah ‘Kesabaran yang Sebenarnya’, sehingga Kita
mengatakan: “Kesabaran itu ada batasnya”. PADAHAL SABAR ITU TANPA BATAS.
Kesabaran akan terus bertambah seiring dengan kualitas keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah swt.
Hal ini pernah ditunjukkan
oleh Nabi Muhammad saw. Disaat beliau berjuang menyebarkan agama islam
dengan kelembutan hatinya, banyak orang- orang kafir yang memusuhinya.
Nabi Muhammad diancam, dicaci, diludahi, bahkan dilempar dengan kotoran
sekalipun. Namun beliau tetap tersenyum dan tidak menaruh dendam
sedikitpun, sehingga ia mendapatkan gelar ‘Ulul Azmi’, karena mempunyai
tingkat kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
Bagaimana
dengan keadaan kita sekarang..? Saat segelintir cobaan menerpa, kita
langsung mengeluh dan putus asa. Padahal, tahukah Anda.? Bahwa cobaan
yang kita hadapi ini belum ada apa- apanya, karena sesungguhnya cobaan
dan ujian terberat dialami oleh para Nabi dan Rosul.
Sa'ad bin
Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya
Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi
saw menjawab: "Para nabi, kemudian yang menyerupai mereka dan yang
menyerupai mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Jika agamanya
tipis (lemah) dia diuji dengan ringan dan bila imannya kokoh dia diuji
sesuai itu (keras). Seorang diuji terus- menerus hingga dia berjalan di
muka bumi bersih dari dosa- dosa”. (HR. Bukhari)
Rosulullah pun
bersabda: “Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang
pasti tidak mengenaimu, dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan
meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan
kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya
kesulitan bersamaan dengan kemudahan”. (HR. Tirmidzi)
Allah
juga berfirman dalam Q.S Al Anfaal: 66, “Jika ada diantaramu 100 orang
yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200 orang; dan jika
diantaramu ada 1000 orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat
mengalahkan 2000 orang, dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-
orang yang sabar”.
Allah bahkan memberikan penghargaan yang
luar biasa kepada orang- orang yang sabar dalam firmannya: "Salamun
'alaikum bima shabartum" (Selamat atasmu karena kesabaranmu), maka
alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Q.S Ar Ra’d: 24).
Sabar telah
menjadi kunci kesuksesan dalam mengarungi deburan ombak kehidupan.
Karena sabar menjadi senjata kita untuk meraih datangnya pertolongan
Allah swt.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al Baqarah: 153). Bagaimana
dengan Anda..??
Masihkah Anda mengatakan bahwa ‘Kesabaran itu
ada batasnya.?’ Dan sudahkah Anda menjadi manusia- manusia tangguh yang
mempunyai ‘Kesabaran yang Sebenarnya..? Waktu masih panjang, dan jalan
yang harus ditempuh masih jauh. Jadi masih ada waktu untuk berbenah
diri, dan mencari serta melakukan apa yang terbaik di Dunia ini, ‘hidup
ini tidak hanya sekali’. Maka janganlah kita menyesal di kemudian hari.
Amiin…
Subscribe to:
Posts (Atom)