jama'ah wahidiyah

JAMA'AH WAHIDIYAH

Saturday 4 October 2014

Semua dari Alloh...termasuk ikhtiar juga dari Alloh

Dus! ada orang yang (tapi jarang) menjadi sadar tanpa berjuang tanpa usaha tanpa mujahadah-mujahadah. Tahu-tahu dia dijadikan budi tarik oleh Alloh SWT. “AHKDHOMUN NAASI JADHBAN AL ANBIYA' yang paling besar mendapat jadhbu tarikan adalah para anbiak dan Mursaluun ‘alaihimus sholaatu wassalam Tapi itu jarang sekali Umumnya ya dengan berjuang dengan usaha dengan mujahadah-mujahadah. Sesungguhnya berjuang atau usaha atau mujahadah itupun ditarik oleh Alloh SWT. Ditarik dengan jalan perjuangan, usaha atau mujahadah. Ya sama dengan soal lahiriyah. Orang kaya misalnya. Pada umunmya dari hasil berjuang usaha, bekerja dengan gigihnya. Tapi ya mungkin ada tapi jarang sekali tahu-tahu menjadi orang yang kaya mendadak. Entah bagaimana jalannya. Mungkin mendapat warisan dan lain-lain. begitu juga soal kesadaran.

وَلِذَا قِيْلَ نِِهَايَةُ السَّالِكِ بِدَايَةُ الْمَجْذُوْبِ


Maka dikatakan “titik” penghabisan dari “Salikin” merupakan titik permulaan bagi “Majdhuubiin”. Saalik yang sudah sampai ke tingkat bebas dari imprialis nafsunya merupakan titik, permulaan dia dijadhbu ditarik. Atau dibalik.

نِِهَايَةُ الْمَجْذُوْبِ بِدَايَةُ السَّالِكِ

Artinya:
Orang yang majdhub ditarik tidak melalui jalan usaha akhirnya juga akan berjuang usaha dan mujahadah-mujahadah dan lain-lain. Yaitu dalam rangka “Yukti Kulladhii haqqin haqqoh”. Dia usaha dan berjuang tapi hatinya senantiasa kepada Alloh.

وَوَرَدَ اَعْظَمُ النَّاسِ جَذَابًا اْلاَنْبِيَاءِ

Yang paling besar ditariknya adalah para anbiya' wal mursalin otomatis makin tinggi kedudukannya, makin besar menariknya.

وَذَالِكَ أَنَّ الْمُسْتَدِلُ بِهِ عَرَفَ الْحَقِّ فَأَثْبَتَ الاَمْرَ مِنْ وُجُوْدِ اَصْلِهِ ,وَاْلاِ سْتِدْلاَلُ عَلَيْهِ مِنْ عَدَمِ الْوُصُوْلِ اِلَيْهِ وَاِلاَّفَمَتَى حَتَّى يَسْتَدِِلَّ عَلَيْهِ وَمَتَى بَعُدَ حَتَّى تَكُوْنَ الآثَارُ هِىَ الَّتِى تُوْصِلُ اِلَيْهِ

Tapi dikatakan ada dua macam, orang yang menuju kesadaran kepada Alloh. Yang pertama membuat makhluk sebagai dalil kepada Alloh dan yang kedua menjadikan Alloh sebagai petunjuk untuk menunjukkan makhluk. Maklum yang pertama tadi belum sadar kepada Alloh SWT sehingga makhluk dianggap mampu menunjukkan kepada KHOLIQ Ya, maklum mereka ini masih buta terhadap Alloh SWT. yang kedua tadi, yaitu orang yang membuat KHOLIQ sebagai petunjuk terhadap, makhluk. Dan ini yang benar yang tepat. Alloh itu asli sumber dari segala. yang majdhub. Golongan yang kedua ini dapat menempatkan. segala sesuatu di tempatnya. Oleh karena Alloh itu sumber asal atau Pencipta atau wujud pertama, maka mereka itu dapat menempatkan Alloh pada kedudukan yang sebenarnya, di tempat yang pertama pula. sebagai petunjuk yang menunjukkan segala sesuatu. Orang yang membuat Alloh sebagai petunjuk mereka tahu sesungguhnya. Barang yang sesungguhnya yaitu soal yang paling pokok adalah Alloh yang punya.
“FA ASBATAL AMRO MIN WUJUbDI ASLIHI”

(Makhluk dianggap, ada karena dari asalnya dari Alloh SWT).

Bisakah .....Kita

RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah s.a.w. mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama MuhammadRasulullah s.a.w  melakukannya hingga menjelang Nabi Muhammad s.a.w.  wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. 

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. 

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abu bakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya. 

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a. 
Selamat ari Raya Iedul Adha 1435 H