jama'ah wahidiyah

JAMA'AH WAHIDIYAH

Tuesday 6 March 2012

tidak merasa ikhlas di dalam keadaan ikhlas).


IKHLAS.
Ikhlas arti bahasanya adalah "murni" . Tidak ada campuran sedikit-pun. Maksudnya, di dalam menjalankan amal ibadah apa saja disertai dengan niat yang ikhlas tanpa pamrih apapun. Baik pamrih ukhrowi lebih-lebih pamrih duniawi, baik pamrih yang bersifat moral/batin lebih-lebih pamrih dalam bentuk material. Ibadah apa saja. Baik ibadah yang berhubungan langsung kepada Alloh Wa Rosuulihi SAW maupun yang berhubungan di dalam kehidupan bermasyarakat, terhadap sesama makhluq pada umumnya. Hal ini sudah kita bahas di bab LILLAH di muka.
Ikhlas itu di kategorikan ke dalam tiga tingkatan : 
-     “IKHLAASHUL-'AABIDIIN”
-    “IKHLAASHUZ-ZAAHIDIIN”
-    “IKHLAASHUL-'AARIFIIN”

1" IKHLAASHUL-'AABIDIIN".
Yaitu ikhlasnya golongan ahli "Ibadah. Menjalankan ibadah dengan mengharap imbalan pahala : ingin surga, takut neraka dan sebagainya.
Ibadahnya memang bersemangat, tekun dan rajin, akan tetapi didorong oleh keinginan-keinginan atau pamrih itu tadi. Ya sudah ikhlas tapi minta upah. Seandainya Alloh tidak menjadikan surga dan neraka, lalu apakah lagi yang diharapkan dan yang menjadi pendorong semangat beribadah?. Apakah lalu tidak melaksanakan ibadah, atau menjadi malas?. Di sinilah negatifnya. Bahkan di samping negatif itu ada lagi negatif lain yang lebih berat. Yaitu perasaan dan pengakuan diri mempunyai kemampuan dapat melakukan ibadah. Dengan dernikian pasti timbul 'ujub, riyak, takabbur dan sebagainya. Dan 'ujub, riyak, takabbur dan sebagainya itu adalah pertingkah hati yang merusak nilai-nilai ibadah sehingga ibadah tersebut ditolak, tidak diterima oleh Alloh SWT. jangankan mendapat pahalanya, diterima saja tidak. Rugi besar !. Bahkan di samping ditolak, ibadah yang tertolak itu kelak di akhirot dirupakan siksa untuk menyiksa yang bersangkutan !. Mari kita koreksi keikhlasan diri kita selama ini, dan mari kita tingkatkan kepada ikhlas yang lebih mulus lebih murni karcna Alloh !.

2.   "IKHLAASHUZ-ZAHIDIIN"
Yaitu ikhlasnya orang-orang ahli zuhud (orang yang bertapa). Ada yang menyebutnya "IKHLAASHUL-MUHIBBIN" yakni ikhlasnya orang-orang ahli mahabbah- Yaitu menjalankan perihal ibadah dengan ikhlas tanpa pamrih, tidak karena ingin surga dan tidak karena takut neraka. Sudah benar-benar LILLAH, semata-mata "ibtighoo-an wajhalloh" » mengharap keridloan Alloh.
Ikhlas seperti ini ya sudah baik, akan tetapi masih ada bahayanya, Yaitu masih mengaku atau merasa mempunyai kemampuan dapat melakukan ibadah sendiri. Tidak merasa BILLAH. Pengakuan seperti itu sangat berbahaya sebab otomatis di dalam hatinya lalu tumbuh cendawan-cendawan 'ujub, riyak, takabbur dan lain-lain yang merusak ibadahnya sehingga ibadahnya ditolak tidak diterima oleh Alloh SWT, sedangkan ia tidak merasa, bahkan malah mengaku ibadahnya sudah baik, paling baik, paling ikhlas, paling mulus semata-mata karena Alloh!.
Maka ikhlas seperti ini harus ditingkatkan menjadi ikhlas yang ketiga yaitu :

3.  "IKHLAASHUL - 'AARIFIIN".
Mengerjakan ibadah semata-mata menjalankan perintah Alloh,^ tidak karena menengok pahala atau ingin surga dan takut neraka. Betul-betul ikhlas LILLAHI TA'ALA tanpa pamrih suatu apapun. Dan di dalam menjalankan ibadah itu dia tidak mengaku dan tidak merasa dapat melakukannya sendiri, melainkan merasa. BILLAH. Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah. Inilah yang dimaksud kata kata :
(Yang dinamakan Ikhlas yang benar yaitu tidak merasa ikhlas (meninggalkan ikhlas) di dalam keadaan ikhlas).
"Meninggalkan   ikhlas"  artinya  tidak  merasa  dirinya  bisa  berbuat ikhlas, melainkan merasa BILLAH.
"Dalam keadaan ikhlas" artinya sungguh-sungguh LILLAH, tidak karena ingin surga atau takut neraka.
Dalil Al Qur'an yang menyebutkan keharusan ikhlas antara lain ;
Artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya KAMI menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah (beribadahlah) kepada Alloh dengan memurnikan keta'atan (ikhlas) kepada-NYA". (39 - Az - Zumar: 2).
 dalam ayat lain...
Artinya kurang lebih :
"Pada hal mereka tidak disuruh kecuali supaya mereka menyembah (beribadah kepada) Alloh dengan memurnikan keta'atan (ikhlas) kepada-NYA " (98- Al Bayyinah : S).
Bersabda Rosuululloh SAW:
Artinya kurang lebih :
"Berbahagialah orang-orang yang (beramal dengan) ikhlas; mereka adalah lampu-lampu petunjuk yang segala fitnah yang diserupakan dengan kegelapan menjadi kelihatan jelas dari (karena) mereka" (Riwayat Abu Nu'em dari Tsauban).
Ikhlas itu besar sekali pengaruhnya kepada manfaat tidaknya amal-amal ibadah atau perbuatan-perbuatan apa saja. Disebutkan di dalam kitab Al-Hikam :
"Amal-amal ibadah itu (banyak) sebagai gambar hidup yang berdiri, dan jiwanya adalah wujudnya rahasia ikhlas di dalam amal-amal ibadah itu " (Al Hikam I ; 11).
Kesimpulannya, amal-amal ibadah apa saja jika tidak dijiwai dengan ikhlas berarti tidak hidup, nan bagaikan bangkai. Tidak membawa manfaat sama sekali. Malah, maaf menjijikkan seperti bangkai dan harus segera dikubur. Syekh Sahal At - Tustari berkata :
(Semua manusia akan hancur, kecuali yang berilmu; dan yang ber­ilmu juga hancur kecuali yang mengamalkan ilmunya; yang berilmu dan sudah mengamalkan ilmunya juga akan hancur, kecuali yang ikhlas didalam beramal itu; dan yang sudah ikhlaspun masih dalam teka - teki besar).
Masih teka-teki maksudnya masih tanda tanya, termasuk ikhlas yang mana di antara tiga tingkatan ikhlas tersebut dimuka.
Jadi mudahnya, jika belum L1LLAH-BILLAH. istilah Wahidiyah, belum sempurnalah ikhlas itu. Berarti masih akan mengalami kehancuran seperti dikatakan Syekh Sahal At-Tustari tersebut. Yang sudah LILLAH-BILLAH juga masih bertingkat-tingkat. Sudah betul-betul 100% kah LILLAH-BILLAH-nya, atau masih kecampuran LINNAFSI-BINNAFSI. Maka oleh sebab itu perlu senantiasa adanya koreksi dan usaha kearah peningkatan.
Insya Alloh - dan alhamdu Lillah menurut pengalaman begitu dengan lebih tekun Mujahadah Wahidiyah dan terus menerus melatih LILLAH-BILLAH  dan seterusnya serta aktif melaksanakan tugas-tugas Perjuangan  Fafirruu  Ilallohi wa Rosuulihi SAW menurut sendiri-sendiri, dikarunia peningkatan - peningkatan !.

No comments:

Post a Comment